-
Kabupaten Jombang
Lambang Kabupaten Jombang Moto: Jombang Beriman (Bersih, Indah, dan Nyaman) Semboyan: The Liver of Java Slogan pariwisata: The City of Tolerance Julukan: Kota Santri |
Dari kiri atas ke kanan bawah: Ringin Contong, Kebon Rojo, Tugu Adipura, Keraton Jombang (pusat perbelanjaan), ReliefCandi Arimbi, Pondok Pesantren Tebuireng, Pabrik CJI, Tirta Wisata, Wisata Alam Wonosalam, Soto Dokk, GKJW Mojowarno, Klenteng Hong San Kiong |
Peta lokasi Kabupaten Jombang Koordinat: 5.2° - 5.3° BT dan 7.2° - 7.45° LS |
Provinsi | Jawa Timur |
Hari jadi | 1910 (fakta)
1950 (hukum) |
Dasar hukum | UU No. 12/1950 |
Ibu kota | Jombang |
Pemerintahan |
- Bupati | Drs. Ec. H. Nyono Suharli W. |
- Wakil Bupati | Hj. Mundjidah Wahab, BA |
- DAU | Rp. 664.825.242.000,-(2011)[1] |
Luas | 1.159,50 km2 |
Populasi |
- Total | 1.201.557 jiwa (2010) |
- Kepadatan | 1.036,27 jiwa/km2 |
Demografi |
- Suku bangsa | Jawa, Tionghoa, Arab, Madura, lainnya |
- Bahasa | Indonesia
Jawa |
- Zona waktu | WIB (UTC+7) |
- Kode area telepon | 0321 |
Pembagian administratif |
- Kecamatan | 21 |
- Kelurahan | 306 |
- Situs web | www.jombangkab.go.id |
Jombang adalah
kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi
Jawa Timur. Luas wilayahnya 1.159,50 km²
[2], dan jumlah penduduknya 1.201.557 jiwa (2010), terdiri dari 597.219 laki-laki, dan 604.338 perempuan. Pusat kota Jombang terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten, memiliki ketinggian 44 meter di atas permukaan laut, dan berjarak 79 km (1,5 jam perjalanan) dari barat daya
Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Jombang memiliki posisi yang sangat strategis, karena berada di persimpangan jalur lintas utara, dan selatan Pulau
Jawa (
Surabaya-
Madiun-
Yogyakarta), jalur Surabaya-
Tulungagung, serta jalur
Malang-
Tuban.
[3]
Jombang juga dikenal dengan sebutan
Kota Santri, karena banyaknya sekolah pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayahnya.
[4] Bahkan ada pameo yang mengatakan Jombang adalah pusat pondok pesantren di tanah Jawa karena hampir seluruh pendiri pesantren di Jawa pasti pernah berguru di Jombang. Di antara pondok pesantren yang terkenal adalah
Tebuireng,
Denanyar,
Tambak Beras, Pesantren Attahdzib (PA), dan
Darul Ulum (Rejoso).
Konon, kata
Jombang merupakan akronim dari kata
berbahasa Jawa yaitu
ijo (Indonesia: hijau) dan
abang(Indonesia: merah). Ijo mewakili kaum santri (agamis), dan abang mewakili kaum abangan (nasionalis/kejawen). Kedua kelompok tersebut hidup berdampingan, dan harmonis di Jombang. Bahkan kedua elemen ini digambarkan dalam warna dasar lambang daerah Kabupaten Jombang.
[5]
Penemuan fosil
Homo mojokertensis di lembah
Sungai Brantas menunjukkan bahwa seputaran wilayah yang kini adalah Kabupaten Jombang diduga telah dihuni sejak ratusan ribu tahun yang lalu.
Tahun 929, Raja
Mpu Sindok memindahkan pusat Kerajaan
Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, diduga karena letusan
Gunung Merapi atau serangan
Kerajaan Sriwijaya. Beberapa literatur menyebutkan pusat kerajaan yang baru ini terletak di
Watugaluh. Suksesor Mpu Sindok adalah Sri Isyana Tunggawijaya (947-985) dan Dharmawangsa (985-1006). Tahun
1006, sekutu Sriwijaya menghancurkan ibukota kerajaan Mataram, dan menewaskan
Raja Dharmawangsa.
Airlangga, putera mahkota yang ketika itu masih muda, berhasil meloloskan diri dari serbuan Sriwijaya, dan ia menghimpun kekuatan untuk mendirikan kembali kerajaan yang telah runtuh. Bukti petilasan sejarah Airlangga sewaktu menghimpun kekuatan kini dapat dijumpai di
Sendang Made, Kecamatan
Kudu. Tahun 1019,
Airlangga mendirikan Kerajaan
Kahuripan, yang kelak wilayahnya meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali; serta mengadakan perdamaian dengan Sriwijaya.
Pada masa
Kerajaan Majapahit, wilayah yang kini Kabupaten Jombang merupakan gerbang Majapahit. Gapura barat adalah Desa
Tunggorono, Kecamatan Jombang, sedang gapura selatan adalah Desa
Ngrimbi, Kecamatan Bareng. Hingga ini banyak dijumpai nama-nama desa/kecamatan yang diawali dengan prefiks
mojo-, di antaranya
Mojoagung,
Mojowarno,
Mojojejer,
Mojotengah,
Mojotrisno,
Mojongapit, dan sebagainya. Salah satu peninggalan Majapahit di Jombang adalah
Candi Arimbi di Kecamatan Bareng.
Menyusul runtuhnya Majapahit, agama
Islam mulai berkembang di kawasan, yang penyebarannya dari pesisir pantai utara Jawa Timur. Jombang kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Mataram Islam. Seiring dengan melemahnya pengaruh Mataram, Kolonialisasi
Belanda menjadikan Jombang sebagai bagian dari wilayah VOC pada akhir abad ke-17, yang kemudian sebagai bagian dari
Hindia Belanda pada awal abad ke 18, dan juga seperti di daerah lain juga pernah diduduki oleh Bala Tentara Dai Nippon (
Jepang) pada tahun 1942 sampai Indonesia merdeka di tahun 1945.
Jombang juga menjadi bagian dari wilayah gerakan revolusi kemerdekaan Indonesia. Etnis
Tionghoa juga berkembang dengan adanya tiga kelenteng di wilayah Jombang, dan sampai sekarang masih berfungsi. Etnis
Arab juga cukup signifikan berkembang. Hingga kini pun masih ditemukan sejumlah kawasan yang mayoritasnya adalah etnis Tionghoa, dan Arab, terutama di kawasan perkotaan.
Tahun
1811, didirikan
Kabupaten Mojokerto, di mana meliputi pula wilayah yang kini adalah Kabupaten Jombang. Jombang merupakan salah satu
residen di dalam Kabupaten Mojokerto. Bahkan
Trowulan (di mana merupakan pusat Kerajaan Majapahit), adalah masuk dalam
kawedanan (
onderdistrict afdeeling) Jombang.
Alfred Russel Wallace (1823-1913), naturalis asal Inggris yang memformulasikan Teori Evolusi, dan terkenal akan
Garis Wallace, pernah mengunjungi, dan bermalam di Jombang ketika mengeksplorasi keanekaragaman hayati Indonesia.
Tahun
1910, Jombang memperoleh status Kabupaten, yang memisahkan diri dari Kabupaten Mojokerto, dengan
Raden Adipati Arya Soeroadiningrat sebagai Bupati Jombang pertama.
[6] Masa pergerakan nasional, wilayah Kabupaten Jombang memiliki peran penting dalam menentang kolonialisme. Beberapa putera Jombang merupakan tokoh perintis kemerdekaan Indonesia, seperti
KH Hasyim Asy'ari (salah satu pendiri NU dan pernah menjabat ketua
Masyumi) dan
KH Wachid Hasyim(salah satu anggota
BPUPKI termuda, serta Menteri Agama RI pertama).
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur mengukuhkan Jombang sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur.
Peta administratif Kabupaten Jombang
Kabupaten Jombang terdiri atas 21
kecamatan, yang mencakup 306
desa dan 4
kelurahan.
[7] Sebagai pusat pemerintahan adalah Kecamatan Jombang. Kecamatan Ngusikan, merupakan pemekaran dari Kecamatan Kudu yang dibentuk pada tahun
2001.
No. | Kecamatan | Luas Wilayah
(km²) | Jumlah
desa/kelurahan |
1 | Bandar Kedungmulyo | 32,50 | 11 |
2 | Perak | 29,05 | 13 |
3 | Gudo | 34,39 | 18 |
4 | Diwek | 47,70 | 20 |
5 | Ngoro | 49,86 | 13 |
6 | Mojowarno | 78,62 | 19 |
7 | Bareng | 94,27 | 13 |
8 | Wonosalam | 121,63 | 9 |
9 | Mojoagung | 60,18 | 18 |
10 | Sumobito | 47,64 | 21 |
11 | Jogoroto | 28,28 | 11 |
12 | Peterongan | 29,47 | 14 |
13 | Jombang | 36,40 | 20 |
14 | Megaluh | 28,41 | 13 |
15 | Tembelang | 32,94 | 15 |
16 | Kesamben | 51,72 | 14 |
17 | Kudu | 77,75 | 11 |
18 | Ngusikan | 34,98 | 11 |
19 | Ploso | 25,96 | 13 |
20 | Kabuh | 97,35 | 16 |
21 | Plandaan | 120,40 | 13 |
Peta topografi Kabupaten Jombang
Sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang merupakan dataran rendah, yakni 90% wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 500 meter dpl. Secara umum Kabupaten Jombang dapat dibagi menjadi 3 bagian:
- Bagian utara, terletak di sebelah utara Sungai Brantas, meliputi sebagian besar Kecamatan Plandaan, Kecamatan Kabuh, dan sebagian Kecamatan Ngusikan, dan Kecamatan Kudu. Merupakan daerah perbukitan kapur yang landai dengan ketinggian maksimum 500 m di atas permukaan laut. Perbukitan ini merupakan ujung timur Pegunungan Kendeng.
- Bagian tengah, yakni di sebelah selatan Sungai Brantas, merupakan dataran rendah dengan tingkat kemiringan hingga 15%. Daerah ini merupakan kawasan pertanian dengan jaringan irigasi yang ekstensif serta kawasan permukiman penduduk yang padat.
- Bagian selatan, meliputi Kecamatan Wonosalam, dan sebagian Kecamatan Bareng, dan Mojowarno. Merupakan daerah pegunungan dengan kondisi wilayah yang bergelombang. Semakin ke tenggara, semakin tinggi. Hanya sebagian Kecamatan Wonosalam yang memiliki ketinggian di atas 500 m.
Sungai Brantas, yang merupakan sungai terbesar di Jawa Timur, memisahkan Kabupaten Jombang menjadi dua bagian: bagian utara (24%) dan bagian selatan (76%), sepanjang ±44 km. Kabupaten Jombang juga terus berupaya dalam menyelamatkan tanggul, dan ekosistem yang ada di sepanjang sungai Brantas. Langkah itu antara lain, dengan membentuk Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang anggotanya terdiri dari para penambang pasir yang ada di 8 kecamatan, dan tersebar di 34 desa.
[8] Sungai-sungai lain yang signifikan adalah
Sungai Marmoyo (23 km),
Sungai Ngotok Ring Kanal (27 km),
Sungai Konto (14 km),
Sungai Gunting (12 km), dan
Sungai Jurangjero (12 km).
Wilayah Kabupaten Jombang mempunyai letak geografi antara 5.20° - 5.30° Bujur Timur, dan antara :7.20' dan 7.45' lintang selatan dengan luas wilayah 115.950 Ha atau 2,4 % luas Provinsi Jawa Timur.
Keadaan iklim khususnya curah hujan di Kabupaten Jombang yang terletak pada ketinggian 500 meter dari permukaan laut mempunyai curah hujan relatif rendah yakni berkisar antara 1750 - 2500 mm pertahun. Sedangkan untuk daerah yang terletak pada ketinggian lebih dari 500 meter dari permukaan air laut, rata-rata curah hujannya mencapai 2500 mm pertahunnya.
Kabupaten Jombang adalah termasuk yang mempunyai iklim tropis, sedangkan berdasarkan hasil perhitungan menurut klasifikasi yang diberikan oleh Smidt, dan Ferguson termasuk tipe iklim D. Dimana tipe ini biasanya musim penghujan jatuh pada bulan Oktober sampai April, dan musim kemarau jatuh pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober.
[9]
Pola penggunaan tanah di Kabupaten Jombang (2003) terbanyak digunakan untuk area
persawahan (42%), diikuti dengan
permukiman (19%),
hutan (18%), tegal (12%), dan lainnya. Sebagian besar sawah (82%) merupakan
irigasi teknis, dan sebagian (10%) merupakan sawah tadah hujan.
Jumlah penduduk Kabupaten Jombang adalah 1.201.557 jiwa (2010) terdiri dari 597.219 laki-laki, dan 604.338 perempuan. Sedikitnya 55% penduduk tinggal di wilayah
perkotaan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Jombang sebesar 997 jiwa/km². Konsentrasi sebaran penduduk terutama di Kecamatan Jombang (dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi, yakni 3.198 jiwa/km²), Kecamatan Tembelang (bagian selatan), Kecamatan Peterongan (bagian tengah, dan selatan), Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Mojowarno (bagian utara, dan timur), sepanjang jalan raya Jombang-Peterongan-Mojoagung-Mojokerto, serta sepanjang jalan raya Jombang-Diwek-Blimbing-Ngoro-Kandangan. Kawasan padat penduduk lainnya adalah kawasan perkotaan di kecamatan Ploso, Perak, dan Ngoro. Bagian barat laut (yang merupakan perbukitan kapur) dan bagian tenggara (yang merupakan daerah pegunungan) merupakan kawasan yang memiliki kepadatan penduduk jarang. Pertumbuhan penduduk tahun 2007 s/d 2009 meningkat rata-rata 11,01 % pertahun.
[10]
Penduduk Jombang pada umumnya adalah etnis
Jawa. Namun, terdapat minoritas etnis
Tionghoa dan
Arab yang cukup signifikan. Etnis Tionghoa, dan Arab umumnya tinggal di kawasan perkotaan, dan bergerak di sektor perdagangan, dan jasa.
Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang digunakan sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa yang dituturkan banyak memiliki pengaruh
Dialek Surabayayang terkenal egaliter, dan blak-blakan. Kabupaten Jombang juga merupakan daerah perbatasan dua dialek Bahasa Jawa, antara Dialek Surabaya, dan Dialek Mataraman. Beberapa kawasan yang berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk, dan Kediri memilki pengaruh Dialek Mataraman yang banyak memiliki kesamaan dengan Bahasa Jawa Tengahan. Salah satu ciri khas yang membedakan Dialek Surabaya dengan Dialek Mataram adalah penggunaan kata
arek (sebagai pengganti kata
bocah) dan kata
cak (sebagai pengganti kata
mas).
[11]
Meskipun Jombang dikenal dengan sebutan "kota santri", karena banyaknya sekolah pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayahnya, Namun kehidupan beragama di Kabupaten Jombang sangat toleran. Di Kecamatan
Mojowarno, (atau sekitar 8 km dari Ponpes Tebuireng), merupakan kawasan dengan pemeluk mayoritas beragama Kristen Protestan, dan daerah tersebut pernah menjadi pusat penyebaran salah satu aliran agama Kristen Protestan pada era Kolonial Belanda, dengan bangunan gereja tertua, dan salah satu terbesar di Jawa Timur yaitu Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Mojowarno dengan dilengkapi rumah sakit Kristen, dan Sekolah-sekolah Kristen. Agama Hindu juga dianut sebagian penduduk Jombang, terutama di kawasan selatan (Wonosalam, Bareng, dan Ngoro). Selain itu, Kabupaten Jombang memiliki tiga
kelenteng yang cukup tua, dan terkenal di pulau Jawa, yakni Hok Liong Kiong (福隆宮) di Kecamatan Jombang (didirikan ± tahun 1890), Hong San Kiong (鳳山宮) di Kecamatan Gudo (didirikan ± tahun 1710) dan Boo Hway Bio (茂淮廟) di Kecamatan Mojoagung (didirikan ± tahun 1930).
Kabupaten Jombang memiliki sejumlah perguruan tinggi, di antaranya
Universitas Darul Ulum (UNDAR), STKIP PGRI Jombang, STIE PGRI Dewantara, Universitas Bahrul Ulum, Intitut Keislaman Hasyim Asy'ari (Ikaha),
Universitas Pesantren Darul Ulum (UNIPDU), STIKES Pemkab Jombang, STIKES ICME, Sekolah Tinggi Agama Islam At-Tahdzib (STAIA), serta sejumlah akademi. Universitas Darul Ulum merupakan perguruan tinggi terkemuka di Jombang.
Pada tahun 2005, Kabupaten Jombang terdapat 560
SD negeri, dan 22 SD swasta; 46 [{Sekolah Menengah Pertama|SMP]] negeri, dan 86 SMP swasta; 12
SMAnegeri, dan 37 SMA swasta; 7
SMK negeri, dan 39 SMK swasta. Sementara, untuk sekolah formal Islam, terdapat 5
MI negeri, dan 257 MI swasta; 17
MTs negeri, dan 102 MTs swasta; serta 10
MA negeri, dan 65 MA swasta.
[13]
Jombang memiliki satu kode area dengan
Mojokerto, yakni 0321.
[14] Operator telepon seluler yang beroperasi di Jombang untuk GSM adalah
Telkomsel,
Indosat, 3, dan
Excelcomindo; sedang untuk CDMA adalah
Indosat Starone,
Telkom Flexi, dan
Mobile 8. Di Jombang terdapat beberapa stasiun radio FM (termasuk dua milik pemerintah), serta sejumlah tabloid, majalah, dan surat kabar regional.
Leading newspaper di Jombang antara lain adalah
Harian Seputar Indonesia (SINDO),
Jawa Pos (Radar Mojokerto),
Kompas, Duta Masyarakat,
Surya, Bangsa, dan Memorandum, Surabaya Pagi, Jatim Mandiri. Dan beberapa lagi, media mingguan yang cukup eksis di kota santri ini, Radar Minggu, Rakyat Pos, tabloid SIDAK. Media tersebut berbasis berita lokal, dan telah beredar di hampir seluruh wilayah di Jawa Timur. Di Jombang dapat dengan jelas menangkap saluran TVRI, 10 TV swasta nasional serta beberapa stasiun televisi lokal di Surabaya, dan Kediri.
[15]
Sektor
pertanian menyumbang 38,16% total
PDRB Kabupaten Jombang. Meski nilai produksi pertanian mengalami peningkatan, namun kontribusi sektor ini mengalami penurunan. Sektor pertanian digeluti oleh sedikitnya 31% penduduk usia kerja. Tradisi, kemudahan yang disediakan oleh alam, dan adanya terobosan baru rupanya menjadikan alasan untuk bertahan. Kesuburan tanah di sini konon dipengaruhi oleh material letusan
Gunung Kelud yang terbawa arus deras
Sungai Brantas dan
Kali Konto serta sungai-sungai kecil lainnya. Sistem pengairan juga sangat ekstensif, dan memadai, dan 83% di antaranya merupakan irigasi teknis.
Sedikitnya 42% lahan di Jombang digunakan sebagai area persawahan. Letaknya di bagian tengah kabupaten dengan ketinggian 25-100 meter dpl. Lokasi ini ditanamai tanaman padi serta palawija seperti
jagung, kacang kedelai,
kacang tanah,
kacang hijau, dan ubi kayu. Komoditas andalan tanaman pangan Kabupaten Jombang di tingkat provinsi adalah
padi,
jagung,
kacang kedelai dan
ubi kayu. Besarnya produksi padi telah menempatkan Jombang sebagai daerah swasembada beras di provinsi Jawa Timur.
Di bagian utara merupakan sentra buah-buahan seperti
mangga,
pisang,
nangka, dan
sirsak. Kecamatan Wonosalam juga merupakan sentra buah-buahan terutama Durian Bido. Kecamatan Perak merupakan penghasil utama
jeruk nipis, yang diunggulkan karena tipis kulitnya serta banyak airnya.
Komoditas andalan perkebunan Kabupaten Jombang di tingkat provinsi adalah
tebu. Sedang di tingkat regional, komoditas unggulan adalah
serat karung,
kelapa,
kopi,
kakao,
jambu mete,
randu,
tembakau, dan beberapa tanaman
Toga (
lengkuas,
kencur,
kunyit,
jahe, dan
serai). Proyek percontohan Toga terlengkap di Jombang adalah Taman Toziega PKK Kabupaten Jombang, dan Toziega Asri di Desa
Dapurkejambon Jombang.
Toziega (Taman Obat Gizi, dan Ekonomi Keluarga) merupakan pengembangan dari Toga (Tanaman Obat Keluarga). Dimana dalam Toziega ditambahkan pengadaan sumber gizi secara mandiri, dan komersialisasi dari hasil pengelolaan tanaman obat. Gagasan proyek percontohan Toziega dicetuskan, dan dibidani oleh
Ir. Tyasono Sankadji yang kemudian menjadi salah satu jargon kebanggaan pertanian, dan perkebunan Kabupaten Jombang. Tebu merupakan bahan mentah utama industri gula di Jombang, (dimana Jombang memiliki dua pabrik gula). Perkebunan tebu tersebar merata di dataran rendah, dan dataran tinggi Kabupaten Jombang. Daerah pegunungan di sebelah tenggara (terutama Kecamatan Wonosalam) merupakan sentra tanaman perkebunan kopi, kakao, dan cengkeh. Daerah pegunungan di utara merupakan penghasil utama tembakau di Jombang.
Hampir 20% wilayah Kabupaten Jombang merupakan kawasan
hutan. Kawasan hutan tersebut terdapat di bagian utara (kecamatan Plandaan, Kabuh, Kudu, dan Ngusikan) serta bagian tenggara Kabupaten Jombang (kecamatan Wonosalam, Bareng, dan Mojowarno). Di wilayah hutan Kabupaten Jombang, 61% merupakan hutan produksi, 23% hutan tebang pilih, 15% hutan wisata, dan 1,5% merupakan hutan lindung. Kayu
jati adalah komoditas unggulan subsektor kehutanan di Kabupaten Jombang.
Komoditas peternakan Kabupaten Jombang meliputi
ayam pedaging,
ayam petelur,
ayam buras,
sapi potong,
sapi perah,
kerbau,
kambing,
domba, dan
itik. Ayam pedaging merupakan komoditas unggulan peternakan di tingkat provinsi. Beberapa perusahaan menengah bergerak di bidang peternakan. Mengingat lokasi Kabupaten Jombang yang bukan kawasan pantai, perikanan perairan umum, dan kolam merupakan komoditas unggulan di bidang perikanan.
Sektor perdagangan menyumbang PDRB kabupaten terbesar kedua setelah pertanian. Majunya pertanian di Jombang rupanya turut menggairahkan sektor perdagangan. Kabupaten Jombang merupakan salah satu penyuplai utama komoditas pertanian tanaman pangan, dan perkebunan di Jawa Timur. Kabupaten Jombang memiliki 17
pasar umum yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten, serta 12 pasar hewan. Kota Jombang sendiri memiliki Pasar Legi Citra Niaga, Pasar Pon, Pasar Loak, dan Pasar Burung (Pasar Senggol). Perdagangan retail dilayani oleh berbagai pusat perbelanjaan serta supermarket besar maupun kecil. Di samping Pasar Legi Citra Niaga, dua kawasan ruko yang terbesar adalah Kompleks Simpang Tiga, dan Kompleks Cempaka Mas. Selain kota Jombang, kawasan pusat komersial regional di Kabupaten Jombang terdapat di Mojoagung, Ploso, dan Ngoro.
Gedung Industri Perusahaan CJI di Jombang.
Sektor
industri manufaktur menyumbang PDRB kabupaten terbesar ketiga setelah pertanian, dan perdagangan. Majunya industri di Jombang ditopang oleh kemudahan transportasi, serta letak Kabupaten Jombang yang strategis, yakni berada di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa, dan bersebelahan dengan kawasan segitiga industri Surabaya-Mojokerto-Pasuruan.
Industri besar di Kabupaten Jombang yang merambah pasar luar negeri di antaranya adalah PT Pei Hai Wiratama Indonesia (produk sepatu, topi, dan T-Shirt dengan brand "Diadora" dan "Fila") di Jogoloyo (Jogoroto); PT Japfa Comfeed (produk makanan ternak) di Tunggorono (Jombang); PT Usmany Indah (produk kayu olahan), MKS-Sampoerna (produk rokok) di Ploso, dan Ngoro, PT Cheil Jedang Indonesia (produk industri kimia setengah jadi) di Jatigedong (Ploso);PT Cheil Jedang Superfeed (produk pakan ternak) di Mojoagung, PT Mentari International (produk mainan anak) di Tunggorono (Jombang), serta PT Seng Fong Moulding Perkasa (produk ubin kayu). Kabupaten Jombang juga memiliki dua pabrik gula: PG Djombang Baru di Kecamatan Jombang, dan PG Tjoekir di Kecamatan Diwek.
Sebanyak 96% industri manufaktur di Kabupaten Jombang merupakan industri kecil, dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 60%. Industri kecil yang merambah pasar luar negeri adalah industri kerajinan manik-manik kaca (di Desa Plumbon-Gambang, Kecamatan Gudo) dan industri kerajinan cor kuningan (di Desa Mojotrisno, Mojoagung). Kedua kerajinan tersebut adalah khas Jombang. Sementara itu, industri kecil lain yang dipasarkan di tingkat nasional antara lain adalah mebelair (di Mojowarno), anyaman tas (di Mojowarno), limun (di Bareng, dan Ngoro), serta Kecap "Ikan Dorang", yang merupakan salah satu trade markJombang.
Saat ini Kabupaten Jombang tidak terdapat aktivitas pertambangan. Namun diduga bagian utara, dan barat Kabupaten Jombang terdapat deposit
minyak bumi. Bahan galian di Kabupaten Jombang antara lain
yodium, diatomit,
andesit,
lempung, dan
pasir batu.
Terminal Kepuhsari, yang terletak di Kecamatan Peterongan, 5 km dari pusat kota Jombang, merupakan terminal utama kabupaten yang menghubungkan Jombang dengan kota-kota lainnya. Jalur bus jurusan Surabaya,
Kediri/
Tulungagung, dan
Solo/
Jogja merupakan jalur yang beroperasi 24 jam nonstop. Bus yang ingin memberhentikan para penumpang yang ingin ke Jombang Kota biasanya diturunkan di “Simpang Tiga” kota Jombang yang biasanya disebut Terminal Lama.
Jalur kereta api yang melintasi stasiun KA Jombang adalah
Sementara jalur kereta api yang sudah tidak aktif lagi antara lain jurusan :
- Jombang-Pare-Kediri
- Jombang-Ploso-Kabuh-Babat. Jalur ini dulu melewati depan tugu Ringin Contong yang menjadi ciri khas kota Jombang.
Untuk transportasi intra wilayah kabupaten, terdapat Angkutan Pedesaan dengan 24 trayek, yang menjangkau ke semua kecamatan. Ini masih ditambah lagi dengan adanya trayek angkutan antarkota yang menghubungkan kota Jombang dengan wilayah kabupaten di sekitarnya, yakni jurusan
Pare,
Kandangan,
Babat,
Kertosono, serta
Mojokerto.
Kabupaten Jombang memiliki berbagai keindahan alam, dan potensi pariwisata lain yang menarik. Sangat disayangkan, potensi tersebut pada umumnya belum digali, dan tidak memiliki pendukung sarana, dan prasarana yang memadai untuk memajukan pariwisata di Kabupaten Jombang, sehingga menunggu adanya investasi untuk menggarapnya. Hal ini sangat penting, dan menguntungkan, mengingat posisi Kabupaten Jombang yang bersebelahan dengan daerah tujuan wisata alam
Malang di tenggara, dan
Pacet-
Trawas-Tretes di timur; serta wisata historis (
situs Majapahit)
Trowulan. Di Jombang memiliki beberapa tempat pariwisata yang menarik, yaitu
Pemandian Sumberboto di Mojowarno,
Candi Arimbi di Bareng,
Sendang Made di Kudu,
Kedung Cinet di Plandaan,
Kedung Sewu serta Desa Manduro yang berpenduduk asli Madura di Kabuh, perkebunan teh, cengkeh, dan durian di Wonosalam serta
air terjun Tretes di Wonosalam. Dan juga
arung jeram (Rafting) di desa Panglungan, Wonosalam. Selain itu juga terdapat wisata religi yaitu makam Gus Dur (
KH. Abdurrahman Wahid),
KH. Wahid Hasyim dan
KH. Hasyim Asyari di Tebuireng, Diwek, serta bangunan gereja tertua di Jawa Timur yaitu GKJW Mojowarno. Selain itu terdapat wisata buatan, salah satunya yaitu Tirta Wisata yang terletak di wilayah Peterongan.
[16]